Sabtu, 10 November 2012

SEKS VS CINTA


SEKS VS CINTA

CINTA DAN SEKS ADALAH SESUATU YANG BERBEDA
Cinta adalah sebuah emosi atau sebuah perasaan. Tidak ada satupun defenisi cinta, karena kata “cinta” dapat berarti banayak hal terhadap banyak orang.
Sebaliknya, seks adalah suatu kejadian biologis. Walaupun terdapat berbagai macam kegiatan seks, kebanyakan mengandung sesuatu yang sama. Seks biasa jadi atau tidak termasuk penetrasi.
BEDA CINTA DAN SEKS
Cinta:
*      Cinta adalah perasaan (emosi)
*      Tidak ada definisi yang tepat mengenai cinta untuksemua orang
*      Cinta melibatkan perasaan romantic dan atau ketertarikan.
Seks:
*      Seks adalah sebuah kejadian tindakan atau tindakan (fisik)
*      Ada beberapa jenis seks namaun semua jenis seks mempunyai kesamaan
*      Dapat terjadi anatara laki-laki dan perempuan, dua orang peremepuan, dua orang laki-laki atau oleh satu orang saja (mastrubasi)

PACARAN SEHAT ITU BAGAIMANA?
Yang namanya pacaran itu pasti ada efeknya sama kehidupan kita.
Bias positif, biasa juga negative.
Tergantung qta yang melakoninya.
Pacaransih boleh saja, tapi harus mengerti batasnya,
Apa yang boleh dan yang gak boleh dilakukan.
Singkatnya, pacaran “sehat” harus jadi pilihan kitakalu enggak mau kena akibatnya!!!

NAH BAGAIMANA GAYA PACARAN QTA BISA DISEBUT SEHAT?
1.      SEHAT FISIK
Sehat secara fisik berarti enggak ada kekerasan dalam berpacaran. Biarpun cowok secara fisik lebih kuat, bukan berarti bias seenaknya menindas kaum cewek. Pokoknya, dilarang saling memukul, melempar, apalagi menendang. :p heheheheh-….
2.      SEHAT EMOSIONAL
Hubungan kita dengan orang lain akan terjalin dengan baik apabila ada rasa nyaman, saling pengertian dan saling keterbukaan. Kita enggak Cuma dituntut untuk mengenali emosi diri sendiri, tetapi juga emosi orang lain. Dan yang penting lagi adalah bagaimana kita mengungkapkan dan mengendalikan emosi dengan baik. Kita memang enggak boleh juga melakukan kekerasan nonfisik, marah-marah, apalagi mengumpat-ngumpat orang lain, termasuk pacar qta.
3.      SEHAT EMOSIONAL
Pacaran tidak mengikat. Artinya, hubungan social dengan orang lain harus tetap dijaga. Kalau pagi, siang, dan malam selalu bareng sama pacar, bias bahayaloh! Qtanggak bakalan punya teman. Dan bukan enggak mungkin, kita bakalan asing di lingkungan sendiri. Enggak mau kan?
4.      SEHAT SEKSUAL
Secara biologis, qta yang masih remaja ini mengalami pekembangan dan kematangan seks. Tanpa disdari, pacaran juga mempengaruhi kehidupan seksual seseorang. Kedekatan secara fisikbisa memicu keinginan untuk melakukan kontak fisik. Kalau diteruskan, bias enggak terkontrol alias kebablasan.
Jadi, dalam berpacaran kita harus saling menjaga, artinya enggak melakukan hal-hal yang berisiko.

CARA MENGEKSPRESIKAN CINTA TANPA HUBUNGAN SEKS
            Terdapat jutaan cara non seksual untuk menunjukan kepada seseorang kalau kamu menyukainya. Kamu dapat menunjukan kepada seseorang kalau kamu menyukainya. Kamu dapat menunjukan kepadanya dengan menhabiskan waktu bersamanya. Pergi nonton bersama, atau hanya sekedar jalan-jalan dan ngobrol.

Jika kamu berada dengan seseorang yang benar benar kamu suka, apapun akan terasa menyenangkan. Ada cara lain untuk merasakan kedekatanmu seecara fisik tanpa melalukan hubungan seks. Cara-cara ini termasuk berciuman dan berpelukan sanpai saling meraba dan petting. Perlu diingat, jika kamu tidak berhati-hati, aktifitas ini dapat mengarah pada hubungan seks.

Rencanakan sebelumnya berapa jauh keadaan yang kamu inginkan, dan tetappada pendirianmu itu. Sulit untuk mengatakan tidak, apalagi jika keadaannya sudah bertambah hangat dan berat.

ADA BEBERAPA HAL YANG BISA KITA LAKUKAN UNTUK MENGHINDARI TINDAKAN BERISIKO
*      Buat media tentang kesehatan refroduksi, penyakit menular seksual (PMS) dan HIV/AIDS di sekolah, seperti madding,bulletin, atau kelompok diskusi kecil yang memebahas masalah kesehatan refroduksi maupun HIV/AIDS dan narkoba.
*      Bangun komunikasi dengan ortu dan guru dalam suasana yang lebih terbuka. Kita jadi nggak ragu untuk menjadikan mereka tempat untuk bertanya, sekaligus tempat untuk curhat.
*      Jauhkan diri dari tindakan atau prilaku yang dikatagorikan beresiko terhadap HIV/AIDS, baik terhadap kita sendiri maupun bersama teman-teman.

Jsemoga bermanfaatJjouweng`s
?Sumber:dinas kesehatan kabupaten semarang2012
by_tatyJouweng`s

Jumat, 09 November 2012

makalah kebidanan

MAKALAH
METODE SEDERHANA DENGAN ALAT



 


                                                                       
                                               


DISUSUN OLEH:
1.      Ayu Sanditya                                                               0410005
2.      Diah Ayu Palupi                                                          0410009
3.      Heni Kustiarini                                                            0410017
4.      Hesti Novera                                                                0410018
5.      Ni Made Dwi Cahyantari                                           0410032
6.      Ni Wayan Diah Darmayanti                                      0410035
7.      Nurjanah                                                                      0410039
8.      Tri Lestari                                                                    0410060


AKADEMI KEBIDANAN AR-RUM SALATIGA
Jl. Pondok Joko Tingkir Lor No. 5 Salatiga
2012


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ ” dengan tepat waktu.
Penyusunan makalah ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan mengenai epidemiologi dalam pelayanan kebidanan yaitu surveilans epidemiologi.Terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membamtu dalam penyusunsn makalah ini.
“Tiada gading yang tak retak” itulah peribahasa yang dapat menggambarkan makalah ini sehingga saran dan kritik guna memperbaiki makalah ini sangat kami harapkan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Salatiga, 20 Februari 2012

Penyusun









DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI                                                                                                             iii
BAB I. PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang............................................................................................. 1
B.     Tujuan   ....................................................................................................... 1
BAB II. ISI
A.    Definisi Kesehatan ...................................................................................... 2
B.     Ruang Lingkup Kesehatan Masyarakat ...................................................... 2
C.     Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan Masyarakat .......... 6
D.    Sasaran Kesehatan Masyarakat.................................................................... 7
BAB III.PENUTUP
A.      Kesimpulan.................................................................................................. 9
B.       Saran                                                                                                             9
DAFTAR PUSTAKA











BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Kita ketahui bahwa saat ini belumlah tersedia satu metode kontrasepsi yang benar-benar 100% ideal atau sempurna.
Pengalaman menunjukkan bahwa saat ini pilihan metode kontrasepsi umumnya masih dalam bentuk caferia atau supermarket, dimana calon akseptor memilih sendiri metode kontrasepsi yang diinginkannya.
Metode dalam KB ada banayak namun disini ada metode sederhana yang dapat digunakan antara lain metode sederhana dengan alat dan metode kontrasepsi sederhana tanpa alat. Dimana metode kontrasepsi sederhana dengan menggunakan alat seperti kondom, barrier vaginal, dan spermisid vaginal.

2.      Tujuan
a.       Tujuan umum
-          Untuk menambah pengetahuan tentang metode kontrasepsi sederhana dengan alat.
-          Agar mahasiswa mampu menjelaskan tentang metode kontrasepsi sederhana dengan alat.

b.      Tujuan khususu
Untuk memenuhi tugas pelayanan KB







BAB II
ISI

I.                   MEKANIS(BARRIER)
A.      Kondom
Kondom merupakan selubung atau sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai bahan di antaranya lateks (karet), plastic (vinil), atau bahan alami (produksi hewani) yang di pasang pada penis saat berhubungan seksual.
·         Tipe kondom terdiri dari :
ü  Kondom biasa
ü  Kondom berkontur (bergerigi)
ü  Kondom beraroma
ü  Kondom tidak beraroma
Cara kerja
·         Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet yang dipasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah ke dalam saluran reproduksi perempuan.
·         Mencegah penularan mikroorganisme(IMS termasuk HBV dan HIV /AIDS) dari satu pasangan kepada pasangan yang lain (khusus kondom yang terbuat dari lateks dan vinil)
Efektifitas
Kondom cukup efektif bila dipakai secara benar pada setiap kali berhubungan seksual. Pada beberapa pasangan , pemakaian kondom tidak efektif karena tidak dipakai secara konsisten. Secara ilmiah didapatkan hanya sedikit angka kegagalan kondom yaitu 2-12 kehamilan per 100 perempuan per tahun .
Manfaat
1.      Kontrasepsi
v  Efektif bila digunakan dengan benar
v  Tidak mengganggu produksi ASI
v  Tidak mengganggu kesehatan klien
v  Tidak mempunyai pengaruh sistemik
v  Murah dan dapat dibeli secara umum
v  Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus
v  Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya harus di tunda

2.      Non kontrasepsi
©      Member dorongan kepada suami untuk ikut ber-KB
©      Dapat mencegah penularan IMS
©      Mencegah ejakulasi dini
©      Membantu mencegah terjadinya kanker serviks
©      Salling berinteraksi sesame pasangan
©      Menegah imuno infertilitas

Kerugian
·         Angka kegagalan relative tinggi
·         Perlu menghentikan sementara aktivitas dan spontanitas hubungan sex guna memasang kondom
·         Perlu dipakai secara konsisten, hati – hati dan terus menerus pada setiap senggama

Indikasi kondom
I.                   Pria
-          Penyakit genetalia
-          Sensitivitas penis terhadap secret vagina
-          Ejakulasi premature
II.                Wanita
Vaginitis termasuk yang dalam pengobatan
Kontra indikasi terhadap kontrasepsi oral dan IUD, sedangkan pemakaian diafragma atau kap serviks secara anatomis atau psikologis tidak memungkinkan
Untuk membuktikan bahwa tidak ada semen yang dilepaskan di dalam vagina
Metode temporer:
a.       Belum mengadakan senggama secara teratur
b.      Selama haid
c.       Selama mid-siklus pada pemakaian IUD
d.      Selama siklus pertama dari kontrasepsi oral dosis-rendah
e.       Gagal memakai kontrasepsi oral secara benar atau tepat
f.       Selama periode awal post partum
g.      Keengganan psikologis untuk bersentuhan dengan semen
h.      Keengganan psikologis atau religious untuk menggunakan suatu kontraseptivum
III.             Pasangan pria dan wanita:
ü  Pengendalian dari pihak pria lebih diutamakan
ü  Senggama yang jarang
ü  Penyakit kelamin (aktif / tersangka)
ü  Herpes genitalis atau kondiloma akuminata
ü  Urethritis karena sebab apapun, termasuk yang sedang dalam terapi
ü  Sistitis, disuria atau pyuria, sampai penyebabnya ditegakkan
ü  Metode sementara sebelum menggunakan kontrasepsi oral atau IUD

Syarat-syarat standar yang harus dipenuhi oleh kondom:
o   Tes elektronik
a.       Untuk menemukan lubang kecil / “lubang jarum” pada kondom
b.      Dasar test ini : karet tidak menghantarkan arus listrik
o   Test pengisian air (water volume test)
a.       Untuk menemukan ada tidaknya lubang pada kondom
b.      Kondom diisi dengan 300cc air, diikat, dan diletakkan pada kertas absorbent atau kain
o   Kekuatan kondom
a.       Ini merupakan factor terpenting dari kondom
b.      Untuk menentukan kekuatan kondom dilakukan:
-          Test pengisian udara (air burst test):
·         Kondom diisi dengan 20-25 liter udara
·         Test ini menguji kekuatan seluruh kondom
-          Tensile test:
·         Sebagian kecil dari kondom diregangkan dan diukur kekuatannya sampai bagian tersebut pecah. (Minimal : 200kg / cm2)
·         Test ini hanya menguji sebagian dari kondom
o   “umur” kondom (aging)
Dilakukan pemanasan dari kondom pada 70±20C selama 166±2 jam, lalu didiamkan pada suhu 23±50C selama 12-96 jam, lalu kondom dibuka dan diperiksa ada tidaknya kerusakan
o   Kemasan kondom
a.       Kemasan kondom harus kedap udara karena udara dapat merusak karet
b.      Demikian pula dengan panas dan cahaya, yang bila disertai adanya udara oksigen dapat mempercepat kerusakan karet
o   Ukuran kondom
a.       Ada 2 kelas ukuran kondom:
Kelas I : panjang 160mm, lebar 52±2mm
Kelas II : panjang 150mm, lebar 48±2mm
b.      Umumnya ukuran standar kondom adalah :
Panjang : minimal 160mm
Lebar : 45-55mm
Tebal : maksimal 0.07-0.16mm

Kontra indikasi kondom:
I.  Absolute :
1.      Pria dengan ereksi yang tidak baik
2.      Riwayat syok septic
3.      Tidak bertanggung jawab secara seksual
4.      Interupsi seksual foreplay menghalangi minat seksual
5.      Alergi terhadap karet atau lubrikan pada partner seksual
II.    Relative :
Interupsi seksual foreplay yang mengganggu ekspresi seksual

Efek samping dan komplikasi kondom:
1.      Keluhan utama dari akseptor adalah berkurangnya sensitifitas gland penis
2.      Alergi terhadap karet


B.     Barrier Intra Vaginal
1.      Diafragma
Berbentuk mangkok, berkubah dengan pinggir alas yang fleksibel.
Metode ini juga baik untuk wanita yang sedang menyusui, wanita yang jaranag bersenggama sehingga tidak memerlukan perlindungan yang terus menerus.

Keuntungan diafragma :
1.      Sangat efektif (bila dipakai dengan benar)
2.      Aman
3.      Diawasi sendiri oleh pemakai
4.      Hanya dipakai apabila diperlukan
5.      Dapat dipakai saat haid (tapi ini sangat tidak dianjurkan)
6.      Tidak mempengaruhi laktasi
                   Kerugian diafragma
1.      Memerlukan tingkat motifasi yang tinggi dari pemakai
2.      Wanita perlu memegang atau manipulasi genetalianya sendiri
3.      Untuk pemakaian awal, perlu intruksi dan cara pemasangan oleh tenaga klinik yang terlatih
4.      Menjadi mahal bila sering dipakai, disebabkan oleh biaya untuk spermisidnya
5.      Insersi relative sukar
6.      Pada kasus tertentu, dapat terasa oleh suami saat senggama
7.      Beberapa wanita mengeluh perihal “kebasahan/becek” yang disebabkan oleh spermisidnya
                   Macam-macam diafragma :
1.      Coil-spring diafragma
a.       Pinggir-alas diafragma mempunyai kawat logam dengan pegas atau per spiral yang bundar dan dilapisi dengan karet
b.      Diafragma ini terutama berguna untuk wanita dengan :
-        Otot-otot vagina yang kuat
-        Arcus pubis yang dalam dibelakang os pubis
-        Tidak ada perubahan posisi uterus
-        Ukuran dan kontur vagina normal
2.      Flat-spring diafragma (mensinga)
a.       Pinggir-alas diafragma mempunyai lempengan logam yang pipih
b.      Diafragma ini dapat dipakai oleh wanita dengan :
-        Otot-otot vagina yang kuat
-        Ukuran dan kontur vagina normal
-        Arcus pubis yang dangkal dibelakang simfisis pubis
-        Nuligravida
-        Serviks yang panjang yang mengarah kebelakang
3.      Arcing-spring Diafragma (Findlay)
a.       Pinggir-alas diafragma mempunyai pegas logam rangkap
b.      Diafragma ini dapat dipergunakan oleh wanita dengan :
-        Tonus otot-otot vagina yang jelek
-        Prolaps uteri ringan
-        Serviks yang panjang yang mengarah kedepan
                   Menentukan ukuran diafragma dilakukan dalam 3 langkah :
1.      Jari telunjuk dan jari tengah dimasukkan kedalam vagina sampai ujung jari tengah menyentuh dinding vorniks posterior
2.      Titik dimana jari telunjuk menyentuh simfisis pubis ditandai dengan ujung ibu jari tangan yang sama, kemudian kedua jari dikeluarkan dari dalam vagina
3.      Pinggir- alas dalam diafragma diletakkan pada ujung jari tengah dan pinggir alas yang berlawanan diletakkan didepan ibu jari, maka akan diperoleh diameter diafragma yang tepat
                   Bahwa ukuran diafragma sudah benar dapat diyakini dari :
a.       Pinggir-alas difragma menyentuh dinding lateral vagina
b.      Serviks tertutup oleh diafragma
c.       Diafragma terletak dengan baik diantara vorniks posterior dan simfisis pubis
                   Posis tubuh wanita untuk insersi diafragma dapat :
1.      Duduk pada pingir atau tepi kursi
2.      Tidur terlentang dengan kedua lutut ditekuk
3.      Jongkok
4.      Berdiri dengan satu tungkai ditaruh pada tempat duduk kursi atai toilet

Teknik insersi diafragma :
1.      Diafragma dan spermisid dipegang oleh satu tangan, dengan jari telunjuk dan jari tengah bersama-sama ibu jari memijit pinggir alas difragma sampai saling bersentuhan.
2.      Tangan yang lain membuka bibir kemaluan
3.      Diafragma dimasukan kedalam vagina sepanjang dinding posteriornya sampai sejauh mungkin
4.      Pinggir-alas depan diafragma kemudian ditekan kebelakang simfisis pubis

                   Kapan diafragma dipasang ??
                   Diafragma dapat dipasang 6 jam atau lebih sebelum melakukan senggama. Bila senggama dilakukan berulang kali pada saat yang sama, mak perlu ditambahkan lagi spermisid setiap sebelum senggama berikutnya

                   Kapan diafragma dikeluarkan??
1.      Diafragma tidak boleh dikeluarkan selama 6-8 jam setelah senggama selesai
2.      Pembilasan (douching) tidak diperkenankan
3.      Diafragma dapat dibiarkan didalam vagina selama 24 jam setelah senggama selesai, lebih lama dari itu kemungkinan dapat timbul infeksi

                   Pemeliharaan diafragma
Dengan pemeliharaan yang baik diafragma dari karet dapat dipakai untuk 2 tahun atau lebih, tetapi dianjurkan untuk menggantinya setiap tahun
Setelah diafragma dikeluarkan, harus dicuci dengan sabun lunak dan air hangat bersih, kemudian dikeringkan dan diberi bedak.
Jangan memakai Vaseline (lemak) karena dapat merusak karet.

Kontra indikasi :
1.      Kelainan anatomis dari vagina, serviks dan uterus :
a.       Prolapsus uteri
b.      Cystocele/rectocele yang besar
c.       Retroversi/anteflexi uterus yang berlebihan
d.      Septum vagina
2.      Infeksi traktus urinarius yang berulang-ulang
3.      Alergi terhadap latex atau spermisid
4.      Riwayat syok toksik (toxic shock syndrome)
5.      Nyeri pelvis / intoitus yang sementara oleh sebab apapun (herpes, baru mengalami episiotomy, introitus yang sangat sempit atau ketat )
6.      Postpartum (bayi aterm) 6-12 minggu
7.      Ketidak mampuan calin akseptor/ pasangannya untuk mempelajari dan melaksanakan tehnik insersi yang benar
Efek samping dan komplikasi :
Efek samping yang serius umumnya tidak ada, bilamana diafragma dipakai sebagaimana mestinya.
Kadang-kadang dapat terjadi :
1.      Reaksi alergi
2.      Iritasi vagina     
3.      Infeksi traktus urinarius
4.      Dispareunia
5.      Syok toksik
Sebab-sebab kegagalan :
1.      Ketidaktauan cara pemasangan yang benar
2.      Ukuran diafragma yang tidak tepat
3.      Terjadinya perubahan letak diafragma selama senggama
4.      Adanya cacat atau kerusakan pada diafragma
                                               
2. Cap Serviks
1. Suatu alat kontrasepsi yang hanya menutupi serviks saja.
2. Dibandingkan dengan diafragma, cap serviks :
a. Lebih dalam atau tinggi kubahnya, tetapi diameternya lebih kecil
b. umumnya lebih kaku
c. menutupi serviks karena hisapan (suction), bukan karena pegas
3. Zaman dahulu, cap serviks terbuat dari logam atau plastic, sekarang yang banyak adalah dari karet.
Keuntungan plastic dibandingkan karet :
a.       Tidak rusak oleh iklim yang panas
b.      Tidak bereaksi dengan cairan vagina yang asam
c.       Tidak rusak oleh minyak hewan atau tumbuh-tumbuhan, sehingga dapat dipakai dengan spermisid yang mengandung minyak tersebut.
Macam-macam cap serviks :
1.      Prentif Cavity Rim Cap
a.       Paling sering dipakai
b.      Tersedia dalam 4 ukuran, dengan diameter-dalam 22, 25, 28, dan 31 mm
2.      Dumas atau Vault Cap
a.       Relatif dangkal, berbentuk mangkok dengan pinggir alas yang tebal dan bagian tengah yang tipis
b.      Tersedia dalam 5 ukuran dari 50-75 mm
c.       Cocok untuk wanita yang tidak dapat memakai diafragma oleh karena tonus otot-otot vagina yang kurang baik atau wanita dengan servis yang terlalu pendek
3.      Vimule Cap
a.       Berbentuk lonceng yang panjang dengan pinggir yang menonjol (flanged) untuk memperkuat hubungan dengan sekitarnya
b.      Cocok untuk wanita dengan:
-          Tonus otot-otot vagina yang kurang baik
-          Sistokel
-          Serviks yang lebih panjang dari rata-rata
c.       Tersedia dalam ukuran 42-55 mm
Keuntungan serviks cap
1.      Efektif, meskipun tanpa spermisid tetapi bila dibiarkan diserviks untuk waktu > 24 jam, pemmberian spermisid sebelum bersenggama akan menambah efektifitasnya
2.      Cap serviks dapat dibiarkan selama seluruh periode inter-menstrual, dan hanya perlu dikeluarkan pada saat perkiraan datangnya haid (tetapi ini tidak dianjurkan)
3.      Tidak terasa oleh suami pada saat senggama
4.      Dapat dipakai oleh wanita sekalipun ada kelainan anatomis atau fungsional dari vagina
5.      Cap serviks hanya menutupi serviks saja, sehingga tidak memerlukan pengukuran ulang bilamana  terjadi perubahan tonus otot vagina
6.      Jarang terlepas selama senggama

Kerugian cap serviks
Pemasangan dan pengeluarannya lebih sulit karena letak serviks yang jauh didalam vagina

Insersi cap serviks :
1.      kurang lebih 1/3-1/2 bagian dari cap serviks diisi dengan spermisid (jangan terlalu banyak karena akan menimbulkan kesukaran untuk memperoleh hisapan atau suction yang diperlukan)
2.      Posisi tubuha wanita jongkok atau setengah tidur atau duduk
3.      Cap serviks dipegang dengan jari telunjuk dan ibu jari dengan kubah menghadap kebawah sambil memijat pinggir alas cap serviks    (bila terbuat dari karet/platik lunak)
4.      Tangan yang lain membuka bibir kemaluan
5.      Cap serviks dimasukan sepanjajng dinding belakang vagina sapai mencapai serviks
6.      Dengan jari telunjuk, pinggir alas cap serviks ditekan sekeliling serviks sampai kubah servika cap menutupi ostium uteri dan ujung seriks dapat teraba dibawah kubah.
Kontra indikasi :
1.      Erosi atau laserasi serviks
2.      Kelainan bentuk serviks, termasuk serviks yang sanngat panjang atau sangat pendek
3.      Riwayat infeksi traktus urinarius yang berulang kali
4.      Infeksi dari serviks
5.      Alergi terhadap karet atau spermisid
6.      Ppost partum <6-12 minggu (pakailah kondom )
7.      Ketidakmampuan wanita untuk memasang dan mengeluarkan cap serviks dengan benar.



Efek samping :
Hanya ada satu efek samping minor yaitu timbulnya secret yang sangat berbau bila cap serviks dibiarkan terlau lama didalam vagina.
3. Spons(Sponge)
Macamnya seperti songe kecil berbentuk bantal yang mengandung spermisid. Satu sisi dari spons berbentuk cekung (concaf) yang dimaksudkan untuk menutupi servikas dan menngurangi kemungkinan perubahan letak spons selama senggama. Sisi lainnya mempunyai tali untuk mempermudah pengeluarannya.
Insersi spons :
1.      Mula-mula spons dibasahi dengan air ledeng sebanyak kira-kira 2 sendok makan, lalu diperas secukupnya untuk menghilangkan air yang berlebihan
2.      Spons kemudian dimasukkan kedalam vagina sampai mencapai serviks
Setelah spons terpasang dengan benar, spons memberikan perlindungan sampai 24 jam. Spons dibiarkan paling s edikit 6 jam insitu setelah senggama selesai.

Cara Kerja spons :
Spons memupunyai efek  kontraseptif karena :
1.      Melepaskan spermisid yang terkandung didalamnya
2.      Merupakan barier antara spermatozoa dan serviks
3.      Menjebak atau menangkap spermatozoa kedalam spons
Kontra indikasi :
1.      Riwayat syndrome syok toksik
2.      Alergi terhadap polyurethane atau spermisidnya
3.      Ketidakmampuan wanita untuk melakukan insersi dengan benar
4.      Kelainan antomis dari vagina seperti prolaps uteri, septum vagina.
Efek samping dan komplikasi :
1.       Iritasi atau reaksi alergi yang umunya disebabkan oleh spermisidnya
2.      Kemungkinan infeksi vagina oleh jamur bertambah besar
3.      Kemungkinan timbulnya syndrome syok toksik
Beberapa catatn penting untuk aksseptor :
1.      Jaga kebersihan tangan sebelum memasang spons dan saat mengeluarkannya
2.      Jangan lampaui batas  waktu 24 jam untuk embiarkan spns in-situ
3.      Jangan menggunakan spons bila sedang haid, bila ada perdarahan pervaginam atau bila ada flour albus
4.      Jangan menggunakan spons selama 6-12 minggu post partum (pakailah kondom
5.      Perhatikan tanda-tanda bahaya syndrome syok toksik

4. Kondom Wanita
Yaitu kombinasi antara difragma dan kondom
Alat ini terdiri dari 2 cincin polyurethane yang lentur berbentuk difragma yang terdapat pada masing-masing ujung dari suatu selubung lunak polyurethane yang longgar, sebelum dipasang biasannya ditambahkan spermisid pada alat ini.
Cincin dalam dipasang tinggi didalam vagina, dan tidak perlu dipasang tepat menutupi serviks karena akan terdorong ke atas selama senggama, cincin luar menutupi labia dan dasar dari penis keatas selama senggama, cincin luar menutupi labia dan dasar dari penis.

Kondom wanita yang telah tersedia saat ini :
1.      Reality vaginal condom:
-          Berupa “tabung” polyurethane, panjang 17 cm, dengan dua cincin polyurethane lentur pada masing-masing ujungnya.
-          Insersi alat ini seperti insersi diafragma
2.      Women’s choice female condomme :
-          Bentuknya seperti kondom pria dengan ujung dalam yang  lebih tebal yang berada pada bagiaan atas vgina, dan suatu cincin luar yang menutupi labia
-          Kondom terbuat dari latex dan 30% lebih tebal daripadaa kondom pria agar lebih kuat
-          Insersi kondom dilakukan dengan suatu aplikator plastic yang dapat dipaki ulang



II.METODE KIMIAWI
A.    Spermisid Vaginal
Adalah zat-zat kimia yang kerjanya melumpuhkan spermatozoa didalam vagina sebelum spermatozoa bergerak kedalam traktus genetalia interna.
Keuntungan spermizid vagina :
1.      Aman
2.      Sebagai kontrasepsi pengganti untuk wanita dengan kontraindikasi pemakaian pil oral, IUD dll
3.      Efek pelumasan pada wanita yang mendekati menoupase disampin efek proteksi terhadap kemungkinan  menjadi hamil
4.      Tidak memerluka supervise medic
Kerugian spermisid vagina  :
1.      Angka kegagalan relative tinggi (umumnya kegagalan disebabkan oleh pemakaian yang tidak konsisten )
2.      Harus digunakan segera sebelum senggama, bahkan ada spermisid vaginal yang perlu waktu 5-30 menit agar spermisidnya sudah bekerja
3.      Karena harus diletakkan dalam-dalam atau tinggi divagina, ada wanita yang segan untuk melakukannya
4.      Harus diberika berulang kali untuk senggama yang berturut-turut
5.      Dapat menimbulkan iritasi atau rasa panas/terbakar pada beberapa wanita

Tiap spermisid vagina memiliki 2 komponen :
1.      Zat pembawa/pengangkut
Ada 7 macam zat pembawa atau pengangkut yaitu :
a.       Jelly :
-          Dibuat dari bahan yang larut dalam air, misalnya glatin.
-          Akan mencair pada suhu badan dan dengan cepat menyebar kedalam vagina
-          Daya perlindungan dicapai segera setelah pemberian
b.      Cream :
-          Dibuat dari lemak yang tidak larut dalam air, misalnya gliserin
-          Setelah dimasukkan kedalam vagina, cream tetap berada pada tempatnya dan tidak menyebar lebih jauh
-          Daya perlindungan dicapai segera setelah pemberian
c.       Foam/busa :
-          Akan mengisi vagina dengan gelembung-gelembung busa yang mengandung spermisidnya
d.      Tablet busa :
-          Dengan adaanya secret vagina, tablet busa aakan menghasilkan CO2 yang selanjutnya akan menyebarkan spermisidnya
-          Memerlukan waktu 10 menit sebelum boleh bersenggama
e.       Suppositorial yang akan meleleh :
-          Dapat berbentuk yang larut dalam air atau yang berbahan dasar lilin yang tidak larut dalam air
-          Akan melelh paada suhu badan
-          Perlu menunggu 5-30 menit sebelum boleh bersenggama
f.       Suppositorial busa :
-          Seperti tablet busa, dengan adanya secret vagina akan menghasilkan gelembung-gelembung CO2 yang akan menyebarkan spermisidnya
-          Memerlukan waktu 10 menit sebelum boleh bersenggama
g.      Soluble Film :
-          Memakai polyvinyl alcohol dan gliserin atau bahan-bahan lainnya
-          Berbentuk plastic menyerupai kertas, berukuran 2x2 inci, mengandung 72 mg nonoxynol-9, dilipat sekali kemudian dimasukkan kedalam vagina 5 menit sebelum mulai bersenggama
2.      Zat spermisid yang aktif :
Ada 3 golongan berdasarkan daya kerjanhya :
a.       Surfactants :
-          Surface acting agen (zat-zat kimiawi yang bekerja pada permukaan sel )
-          Menempel pada spermatozoa lalu menghambat pengambilan oksigen dan fructorlysis
-          Aksi primernya adalah memecah dinding sel spermatozoa.
-          Yang sekarang sering dipakai:
ü  Nonoxynol-9
ü  Octoxynol-9
ü  Menfegol(Neo sampoon).
b.      Bakterisidal:
-          Bekerja dengan mengabungkan diri dengan gugus sulfur dan hydrogen di dalam spermatozoa, sehingga menganggu metabolism sel spermatozoa.
-          Contohnya:Phenyl Mercuric Asetat(PMA)
c.       Derajat keasaman yang tinggi:
-          Contohnya:Asam Laktat,Asam Borat,Asam sitrun,dll.

Cara pemakaian spermisid vaginal yang benar:
1.      Letakan spermisidnya setinggi atau sedalam mungkin di dalam vagina,sehingga akan menutupi servik
2.      Tunggulah waktu yang ditentukan sebelum mulai bersenggama, agar supaya spermisidnya telah tersebar dengan baik di dalam vagina bagian atas dan sekeliling servik.
3.      Gunakan spermisid tambahan setiap kali mengulangi senggama pada saat yang sama.
4.      Jangan melakukan pembilasan vagina paling sedikit 6-8 jam setelah senggama selesai.

Kontra indikasi
I.                   Absolut:
1.      Kebutuhan akan suatu metode dengan efektivitas tinggi karena alasan kesehatan,pribadi atau social.
2.      Penghentian seksual foreplay akan menghambat atau menghalangi minat seksual.
3.      Ketidakmampuan penerimaan estetik pada salah satu patner
4.      Alergi terhadap isi spermisid.
5.      Alergi lokal kronis,kontak dermatitis genetalia,eksema genetalia,psoriasis genetalia dan dermatosis genetalia.
II.                Relatif:
1.      Penghentian seksual foreplay akan mengganggu senggama.
2.      Fertilitas tinggi.
3.      Dispareunia.
4.      Vaginismus
III.             Temoporer:
1.      Vaginitis akut atau subakut oleh karena sebab apapun, meskipun sedang dalam pengobatan.
2.      Penyakit menular aktif atau tersangka.
3.      Kondiloma akuminata, dermatitis simplek, pruritus genetalia, herpes genetalia
4.      Urethritis, sistitis, disuria, pyuria.
Efek samping dan komplikasi
1.      Belum pernah dilaporkan efek samping yang serius
2.      Yang mungkin terjadi:
a.       Reaksi alergi baik pada wanita maupun pria
b.      Supositorial tidak meleleh atau tidak membentuk busa di dalam vagina
3.         Yang masih menjadi kontroversi adalah kemungkinan terjadinya:
a.       Kelainan kongenital janin(efek teratogenik)
b.      Perubahan ASI
c.       Efek sistemik(Masuknya spermisid kedalam alaran darah)
Tetapi sampai saat ini belum ditemukan bukti-bukti yang menyokong hal tersebut.

Efek non-kontraseptif :
1.      In-vitro spermisid dapat membunuh mikroorganisme yang bertanggung jawab atas terjadinya penyakit hubungan seks.
2.      Maka sekarang dianjurkan untuk menggunakan Spermisida Lateks Kondom
3.      Kemungkinan timbulnya PIDpun lebih kecil.


 





BAB III
PENUTUP

1.      Kesimpulan
Dalam KB terdapat metode sederhana dengan mengunakan alat yaitu antara lain:
1.      Kondom
merupakan selubung atau sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai bahan di antaranya lateks (karet), plastic (vinil), atau bahan alami (produksi hewani) yang di pasang pada penis saat berhubungan seksual.
2.      Barier intra vaginal
Menghalangi masuknya spermatozoa kedalam traktus genetalia interna wanita dan imobilisasi/mematikan spermatozoa oleh spermasidnya.
3.      Spermisid Vaginal
Adalah zat-zat kimia yang kerjanya melumpuhkan spermatozoa didalam vagina sebelum spermatozoa bergerak kedalam traktus genetalia interna.

2.      Saran
-          Bagi pembaca semoga bermanfaat dan meningkatkan pengetahuan tentang metode sederhana KB dengan alat.
-          Bagi tenaga kesehatan agar memberikan penyuluhan tentang metode sederhana KB dengan alat secara baik dan benar.











DAFTAR PUSTAKA

Hartanto,Hanafi,dr.2002.Keluarga Berencana dan Kontrasepsi.Jakarta:Pustaka Sinar Harapan.