MAKALAH
METODE SEDERHANA DENGAN ALAT
DISUSUN OLEH:
1. Ayu Sanditya 0410005
2. Diah Ayu Palupi 0410009
3. Heni Kustiarini 0410017
4. Hesti Novera 0410018
5. Ni Made Dwi Cahyantari 0410032
6. Ni Wayan Diah Darmayanti 0410035
7. Nurjanah 0410039
8. Tri Lestari 0410060
AKADEMI KEBIDANAN AR-RUM SALATIGA
Jl.
Pondok Joko Tingkir Lor No. 5 Salatiga
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ ”
dengan tepat waktu.
Penyusunan makalah ini merupakan salah satu
upaya untuk meningkatkan pengetahuan mengenai epidemiologi dalam pelayanan
kebidanan yaitu surveilans epidemiologi.Terimakasih kami sampaikan kepada semua
pihak yang telah membamtu dalam penyusunsn makalah ini.
“Tiada gading yang tak retak” itulah
peribahasa yang dapat menggambarkan makalah ini sehingga saran dan kritik guna
memperbaiki makalah ini sangat kami harapkan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Salatiga, 20
Februari 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang............................................................................................. 1
B. Tujuan ....................................................................................................... 1
BAB II. ISI
A. Definisi
Kesehatan ...................................................................................... 2
B. Ruang
Lingkup Kesehatan Masyarakat ...................................................... 2
C. Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan Masyarakat .......... 6
D. Sasaran
Kesehatan Masyarakat.................................................................... 7
BAB III.PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................. 9
B. Saran 9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kita ketahui bahwa saat ini belumlah tersedia
satu metode kontrasepsi yang benar-benar 100% ideal atau sempurna.
Pengalaman menunjukkan bahwa saat ini pilihan
metode kontrasepsi umumnya masih dalam bentuk caferia atau supermarket, dimana
calon akseptor memilih sendiri metode kontrasepsi yang diinginkannya.
Metode dalam KB ada banayak namun disini ada
metode sederhana yang dapat digunakan antara lain metode sederhana dengan alat
dan metode kontrasepsi sederhana tanpa alat. Dimana metode kontrasepsi sederhana
dengan menggunakan alat seperti kondom, barrier vaginal, dan spermisid vaginal.
2. Tujuan
a. Tujuan umum
-
Untuk menambah pengetahuan tentang metode kontrasepsi sederhana dengan
alat.
-
Agar mahasiswa mampu menjelaskan tentang metode kontrasepsi sederhana dengan
alat.
b. Tujuan khususu
Untuk memenuhi tugas pelayanan KB
BAB II
ISI
I.
MEKANIS(BARRIER)
A.
Kondom
Kondom merupakan selubung atau sarung karet yang dapat terbuat dari
berbagai bahan di antaranya lateks (karet), plastic (vinil), atau bahan alami (produksi
hewani) yang di pasang pada penis saat berhubungan seksual.
·
Tipe
kondom terdiri dari :
ü Kondom biasa
ü Kondom berkontur (bergerigi)
ü Kondom beraroma
ü Kondom tidak beraroma
Cara kerja
·
Kondom
menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara mengemas
sperma di ujung selubung karet yang dipasang pada penis sehingga sperma
tersebut tidak tercurah ke dalam saluran reproduksi perempuan.
·
Mencegah
penularan mikroorganisme(IMS termasuk HBV dan HIV /AIDS) dari satu pasangan
kepada pasangan yang lain (khusus kondom yang terbuat dari lateks dan vinil)
Efektifitas
Kondom cukup efektif bila dipakai secara benar pada setiap kali
berhubungan seksual. Pada beberapa pasangan , pemakaian kondom tidak efektif
karena tidak dipakai secara konsisten. Secara ilmiah didapatkan hanya sedikit
angka kegagalan kondom yaitu 2-12 kehamilan per 100 perempuan per tahun .
Manfaat
1.
Kontrasepsi
v Efektif bila digunakan dengan benar
v Tidak mengganggu produksi ASI
v Tidak mengganggu kesehatan klien
v Tidak mempunyai pengaruh sistemik
v Murah dan dapat dibeli secara umum
v Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus
v Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya harus
di tunda
2.
Non
kontrasepsi
©
Member
dorongan kepada suami untuk ikut ber-KB
©
Dapat
mencegah penularan IMS
©
Mencegah
ejakulasi dini
©
Membantu
mencegah terjadinya kanker serviks
©
Salling
berinteraksi sesame pasangan
©
Menegah
imuno infertilitas
Kerugian
·
Angka
kegagalan relative tinggi
·
Perlu
menghentikan sementara aktivitas dan spontanitas hubungan sex guna memasang
kondom
·
Perlu
dipakai secara konsisten, hati – hati dan terus menerus pada setiap senggama
Indikasi kondom
I.
Pria
-
Penyakit
genetalia
-
Sensitivitas
penis terhadap secret vagina
-
Ejakulasi
premature
II.
Wanita
Vaginitis
termasuk yang dalam pengobatan
Kontra
indikasi terhadap kontrasepsi oral dan IUD, sedangkan pemakaian diafragma atau
kap serviks secara anatomis atau psikologis tidak memungkinkan
Untuk
membuktikan bahwa tidak ada semen yang dilepaskan di dalam vagina
Metode
temporer:
a.
Belum
mengadakan senggama secara teratur
b.
Selama
haid
c.
Selama
mid-siklus pada pemakaian IUD
d.
Selama
siklus pertama dari kontrasepsi oral dosis-rendah
e.
Gagal
memakai kontrasepsi oral secara benar atau tepat
f.
Selama
periode awal post partum
g.
Keengganan
psikologis untuk bersentuhan dengan semen
h.
Keengganan
psikologis atau religious untuk menggunakan suatu kontraseptivum
III.
Pasangan
pria dan wanita:
ü Pengendalian dari pihak pria lebih diutamakan
ü Senggama yang jarang
ü Penyakit kelamin (aktif / tersangka)
ü Herpes genitalis atau kondiloma akuminata
ü Urethritis karena sebab apapun, termasuk yang sedang dalam terapi
ü Sistitis, disuria atau pyuria, sampai penyebabnya ditegakkan
ü Metode sementara sebelum menggunakan kontrasepsi oral atau IUD
Syarat-syarat
standar yang harus dipenuhi oleh kondom:
o Tes elektronik
a.
Untuk
menemukan lubang kecil / “lubang jarum” pada kondom
b.
Dasar
test ini : karet tidak menghantarkan arus listrik
o Test pengisian air (water volume test)
a.
Untuk
menemukan ada tidaknya lubang pada kondom
b.
Kondom
diisi dengan 300cc air, diikat, dan diletakkan pada kertas absorbent atau kain
o Kekuatan kondom
a.
Ini
merupakan factor terpenting dari kondom
b.
Untuk
menentukan kekuatan kondom dilakukan:
-
Test
pengisian udara (air burst test):
·
Kondom
diisi dengan 20-25 liter udara
·
Test
ini menguji kekuatan seluruh kondom
-
Tensile
test:
·
Sebagian
kecil dari kondom diregangkan dan diukur kekuatannya sampai bagian tersebut
pecah. (Minimal : 200kg / cm2)
·
Test
ini hanya menguji sebagian dari kondom
o “umur” kondom (aging)
Dilakukan pemanasan dari kondom pada 70±20C selama 166±2 jam, lalu didiamkan pada suhu 23±50C selama 12-96 jam, lalu kondom dibuka dan diperiksa
ada tidaknya kerusakan
o Kemasan kondom
a.
Kemasan
kondom harus kedap udara karena udara dapat merusak karet
b.
Demikian
pula dengan panas dan cahaya, yang bila disertai adanya udara oksigen dapat
mempercepat kerusakan karet
o Ukuran kondom
a.
Ada
2 kelas ukuran kondom:
Kelas
I : panjang 160mm, lebar 52±2mm
Kelas
II : panjang 150mm, lebar 48±2mm
b.
Umumnya
ukuran standar kondom adalah :
Panjang
: minimal 160mm
Lebar
: 45-55mm
Tebal
: maksimal 0.07-0.16mm
Kontra
indikasi kondom:
I.
Absolute
:
1.
Pria
dengan ereksi yang tidak baik
2.
Riwayat
syok septic
3.
Tidak
bertanggung jawab secara seksual
4.
Interupsi
seksual foreplay menghalangi minat seksual
5.
Alergi
terhadap karet atau lubrikan pada partner seksual
II.
Relative
:
Interupsi
seksual foreplay yang mengganggu ekspresi seksual
Efek
samping dan komplikasi kondom:
1.
Keluhan
utama dari akseptor adalah berkurangnya sensitifitas gland penis
2.
Alergi
terhadap karet
B.
Barrier Intra Vaginal
1.
Diafragma
Berbentuk
mangkok, berkubah dengan pinggir alas yang fleksibel.
Metode
ini juga baik untuk wanita yang sedang menyusui, wanita yang jaranag
bersenggama sehingga tidak memerlukan perlindungan yang terus menerus.
Keuntungan
diafragma :
1.
Sangat
efektif (bila dipakai dengan benar)
2.
Aman
3.
Diawasi
sendiri oleh pemakai
4.
Hanya
dipakai apabila diperlukan
5.
Dapat
dipakai saat haid (tapi ini sangat tidak dianjurkan)
6.
Tidak
mempengaruhi laktasi
Kerugian
diafragma
1.
Memerlukan
tingkat motifasi yang tinggi dari pemakai
2.
Wanita
perlu memegang atau manipulasi genetalianya sendiri
3.
Untuk
pemakaian awal, perlu intruksi dan cara pemasangan oleh tenaga klinik yang
terlatih
4.
Menjadi
mahal bila sering dipakai, disebabkan oleh biaya untuk spermisidnya
5.
Insersi
relative sukar
6.
Pada
kasus tertentu, dapat terasa oleh suami saat senggama
7.
Beberapa
wanita mengeluh perihal “kebasahan/becek” yang disebabkan oleh spermisidnya
Macam-macam
diafragma :
1.
Coil-spring
diafragma
a.
Pinggir-alas
diafragma mempunyai kawat logam dengan pegas atau per spiral yang bundar dan
dilapisi dengan karet
b.
Diafragma
ini terutama berguna untuk wanita dengan :
-
Otot-otot
vagina yang kuat
-
Arcus
pubis yang dalam dibelakang os pubis
-
Tidak
ada perubahan posisi uterus
-
Ukuran
dan kontur vagina normal
2.
Flat-spring
diafragma (mensinga)
a.
Pinggir-alas
diafragma mempunyai lempengan logam yang pipih
b.
Diafragma
ini dapat dipakai oleh wanita dengan :
-
Otot-otot
vagina yang kuat
-
Ukuran
dan kontur vagina normal
-
Arcus
pubis yang dangkal dibelakang simfisis pubis
-
Nuligravida
-
Serviks
yang panjang yang mengarah kebelakang
3.
Arcing-spring
Diafragma (Findlay)
a.
Pinggir-alas
diafragma mempunyai pegas logam rangkap
b.
Diafragma
ini dapat dipergunakan oleh wanita dengan :
-
Tonus
otot-otot vagina yang jelek
-
Prolaps
uteri ringan
-
Serviks
yang panjang yang mengarah kedepan
Menentukan
ukuran diafragma dilakukan dalam 3 langkah :
1.
Jari
telunjuk dan jari tengah dimasukkan kedalam vagina sampai ujung jari tengah
menyentuh dinding vorniks posterior
2.
Titik
dimana jari telunjuk menyentuh simfisis pubis ditandai dengan ujung ibu jari
tangan yang sama, kemudian kedua jari dikeluarkan dari dalam vagina
3.
Pinggir-
alas dalam diafragma diletakkan pada ujung jari tengah dan pinggir alas yang
berlawanan diletakkan didepan ibu jari, maka akan diperoleh diameter diafragma
yang tepat
Bahwa
ukuran diafragma sudah benar dapat diyakini dari :
a.
Pinggir-alas
difragma menyentuh dinding lateral vagina
b.
Serviks
tertutup oleh diafragma
c.
Diafragma
terletak dengan baik diantara vorniks posterior dan simfisis pubis
Posis tubuh
wanita untuk insersi diafragma dapat :
1.
Duduk
pada pingir atau tepi kursi
2.
Tidur
terlentang dengan kedua lutut ditekuk
3.
Jongkok
4.
Berdiri
dengan satu tungkai ditaruh pada tempat duduk kursi atai toilet
Teknik insersi diafragma :
1.
Diafragma
dan spermisid dipegang oleh satu tangan, dengan jari telunjuk dan jari tengah
bersama-sama ibu jari memijit pinggir alas difragma sampai saling bersentuhan.
2.
Tangan
yang lain membuka bibir kemaluan
3.
Diafragma
dimasukan kedalam vagina sepanjang dinding posteriornya sampai sejauh mungkin
4.
Pinggir-alas
depan diafragma kemudian ditekan kebelakang simfisis pubis
Kapan
diafragma dipasang ??
Diafragma dapat dipasang 6 jam atau lebih sebelum melakukan senggama. Bila senggama dilakukan berulang kali pada saat yang sama, mak perlu ditambahkan lagi spermisid setiap sebelum senggama berikutnya
Diafragma dapat dipasang 6 jam atau lebih sebelum melakukan senggama. Bila senggama dilakukan berulang kali pada saat yang sama, mak perlu ditambahkan lagi spermisid setiap sebelum senggama berikutnya
Kapan
diafragma dikeluarkan??
1.
Diafragma
tidak boleh dikeluarkan selama 6-8 jam setelah senggama selesai
2.
Pembilasan
(douching) tidak diperkenankan
3.
Diafragma
dapat dibiarkan didalam vagina selama 24 jam setelah senggama selesai, lebih
lama dari itu kemungkinan dapat timbul infeksi
Pemeliharaan
diafragma
Dengan pemeliharaan yang baik diafragma dari karet dapat dipakai
untuk 2 tahun atau lebih, tetapi dianjurkan untuk menggantinya setiap tahun
Setelah diafragma dikeluarkan, harus dicuci dengan sabun lunak dan
air hangat bersih, kemudian dikeringkan dan diberi bedak.
Jangan memakai Vaseline (lemak) karena dapat merusak karet.
Kontra indikasi :
1.
Kelainan
anatomis dari vagina, serviks dan uterus :
a.
Prolapsus
uteri
b.
Cystocele/rectocele
yang besar
c.
Retroversi/anteflexi
uterus yang berlebihan
d.
Septum
vagina
2.
Infeksi
traktus urinarius yang berulang-ulang
3.
Alergi
terhadap latex atau spermisid
4.
Riwayat
syok toksik (toxic shock syndrome)
5.
Nyeri
pelvis / intoitus yang sementara oleh sebab apapun (herpes, baru mengalami
episiotomy, introitus yang sangat sempit atau ketat )
6.
Postpartum
(bayi aterm) 6-12 minggu
7.
Ketidak
mampuan calin akseptor/ pasangannya untuk mempelajari dan melaksanakan tehnik
insersi yang benar
Efek samping dan komplikasi :
Efek samping yang serius umumnya tidak ada, bilamana diafragma
dipakai sebagaimana mestinya.
Kadang-kadang dapat terjadi :
1.
Reaksi
alergi
2.
Iritasi
vagina
3.
Infeksi
traktus urinarius
4.
Dispareunia
5.
Syok
toksik
Sebab-sebab kegagalan :
1.
Ketidaktauan
cara pemasangan yang benar
2.
Ukuran
diafragma yang tidak tepat
3.
Terjadinya
perubahan letak diafragma selama senggama
4.
Adanya
cacat atau kerusakan pada diafragma
2. Cap
Serviks
1. Suatu alat kontrasepsi yang hanya
menutupi serviks saja.
2. Dibandingkan dengan diafragma,
cap serviks :
a. Lebih dalam
atau tinggi kubahnya, tetapi diameternya lebih kecil
b. umumnya
lebih kaku
c. menutupi
serviks karena hisapan (suction), bukan karena pegas
3. Zaman
dahulu, cap serviks terbuat dari logam atau plastic, sekarang yang banyak
adalah dari karet.
Keuntungan plastic dibandingkan
karet :
a.
Tidak
rusak oleh iklim yang panas
b.
Tidak
bereaksi dengan cairan vagina yang asam
c.
Tidak
rusak oleh minyak hewan atau tumbuh-tumbuhan, sehingga dapat dipakai dengan
spermisid yang mengandung minyak tersebut.
Macam-macam cap serviks :
1.
Prentif
Cavity Rim Cap
a.
Paling
sering dipakai
b.
Tersedia
dalam 4 ukuran, dengan diameter-dalam 22, 25, 28, dan 31 mm
2.
Dumas
atau Vault Cap
a.
Relatif
dangkal, berbentuk mangkok dengan pinggir alas yang tebal dan bagian tengah
yang tipis
b.
Tersedia
dalam 5 ukuran dari 50-75 mm
c.
Cocok
untuk wanita yang tidak dapat memakai diafragma oleh karena tonus otot-otot
vagina yang kurang baik atau wanita dengan servis yang terlalu pendek
3.
Vimule
Cap
a.
Berbentuk
lonceng yang panjang dengan pinggir yang menonjol (flanged) untuk memperkuat
hubungan dengan sekitarnya
b.
Cocok
untuk wanita dengan:
-
Tonus
otot-otot vagina yang kurang baik
-
Sistokel
-
Serviks
yang lebih panjang dari rata-rata
c.
Tersedia
dalam ukuran 42-55 mm
Keuntungan serviks cap
1.
Efektif,
meskipun tanpa spermisid tetapi bila dibiarkan diserviks untuk waktu > 24
jam, pemmberian spermisid sebelum bersenggama akan menambah efektifitasnya
2.
Cap
serviks dapat dibiarkan selama seluruh periode inter-menstrual, dan hanya perlu
dikeluarkan pada saat perkiraan datangnya haid (tetapi ini tidak dianjurkan)
3.
Tidak
terasa oleh suami pada saat senggama
4.
Dapat
dipakai oleh wanita sekalipun ada kelainan anatomis atau fungsional dari vagina
5.
Cap
serviks hanya menutupi serviks saja, sehingga tidak memerlukan pengukuran ulang
bilamana terjadi perubahan tonus otot
vagina
6.
Jarang
terlepas selama senggama
Kerugian cap serviks
Pemasangan dan pengeluarannya lebih sulit karena letak serviks yang
jauh didalam vagina
Insersi cap serviks :
1.
kurang
lebih 1/3-1/2 bagian dari cap serviks diisi dengan spermisid (jangan terlalu
banyak karena akan menimbulkan kesukaran untuk memperoleh hisapan atau suction
yang diperlukan)
2.
Posisi
tubuha wanita jongkok atau setengah tidur atau duduk
3.
Cap
serviks dipegang dengan jari telunjuk dan ibu jari dengan kubah menghadap
kebawah sambil memijat pinggir alas cap serviks (bila terbuat dari karet/platik lunak)
4.
Tangan
yang lain membuka bibir kemaluan
5.
Cap
serviks dimasukan sepanjajng dinding belakang vagina sapai mencapai serviks
6.
Dengan
jari telunjuk, pinggir alas cap serviks ditekan sekeliling serviks sampai kubah
servika cap menutupi ostium uteri dan ujung seriks dapat teraba dibawah kubah.
Kontra indikasi :
1.
Erosi
atau laserasi serviks
2.
Kelainan
bentuk serviks, termasuk serviks yang sanngat panjang atau sangat pendek
3.
Riwayat
infeksi traktus urinarius yang berulang kali
4.
Infeksi
dari serviks
5.
Alergi
terhadap karet atau spermisid
6.
Ppost
partum <6-12 minggu (pakailah kondom )
7.
Ketidakmampuan
wanita untuk memasang dan mengeluarkan cap serviks dengan benar.
Efek samping :
Hanya ada satu efek samping minor yaitu timbulnya secret yang
sangat berbau bila cap serviks dibiarkan terlau lama didalam vagina.
3. Spons(Sponge)
Macamnya seperti songe kecil berbentuk bantal yang mengandung
spermisid. Satu sisi dari spons berbentuk cekung (concaf) yang dimaksudkan
untuk menutupi servikas dan menngurangi kemungkinan perubahan letak spons
selama senggama. Sisi lainnya mempunyai tali untuk mempermudah pengeluarannya.
Insersi spons :
1.
Mula-mula
spons dibasahi dengan air ledeng sebanyak kira-kira 2 sendok makan, lalu
diperas secukupnya untuk menghilangkan air yang berlebihan
2.
Spons
kemudian dimasukkan kedalam vagina sampai mencapai serviks
Setelah spons terpasang dengan benar, spons memberikan perlindungan
sampai 24 jam. Spons dibiarkan paling s edikit 6 jam insitu setelah senggama
selesai.
Cara Kerja spons :
Spons memupunyai efek
kontraseptif karena :
1.
Melepaskan
spermisid yang terkandung didalamnya
2.
Merupakan
barier antara spermatozoa dan serviks
3.
Menjebak
atau menangkap spermatozoa kedalam spons
Kontra indikasi :
1.
Riwayat
syndrome syok toksik
2.
Alergi
terhadap polyurethane atau spermisidnya
3.
Ketidakmampuan
wanita untuk melakukan insersi dengan benar
4.
Kelainan
antomis dari vagina seperti prolaps uteri, septum vagina.
Efek samping dan komplikasi :
1.
Iritasi atau reaksi alergi yang umunya
disebabkan oleh spermisidnya
2.
Kemungkinan
infeksi vagina oleh jamur bertambah besar
3.
Kemungkinan
timbulnya syndrome syok toksik
Beberapa catatn penting untuk aksseptor :
1.
Jaga
kebersihan tangan sebelum memasang spons dan saat mengeluarkannya
2.
Jangan
lampaui batas waktu 24 jam untuk
embiarkan spns in-situ
3.
Jangan
menggunakan spons bila sedang haid, bila ada perdarahan pervaginam atau bila
ada flour albus
4.
Jangan
menggunakan spons selama 6-12 minggu post partum (pakailah kondom
5.
Perhatikan
tanda-tanda bahaya syndrome syok toksik
4. Kondom Wanita
Yaitu kombinasi antara difragma dan kondom
Alat ini terdiri dari 2 cincin polyurethane yang lentur berbentuk
difragma yang terdapat pada masing-masing ujung dari suatu selubung lunak
polyurethane yang longgar, sebelum dipasang biasannya ditambahkan spermisid
pada alat ini.
Cincin dalam dipasang tinggi didalam vagina, dan tidak perlu
dipasang tepat menutupi serviks karena akan terdorong ke atas selama senggama,
cincin luar menutupi labia dan dasar dari penis keatas selama senggama, cincin
luar menutupi labia dan dasar dari penis.
Kondom wanita yang telah tersedia saat ini :
1.
Reality
vaginal condom:
-
Berupa
“tabung” polyurethane, panjang 17 cm, dengan dua cincin polyurethane lentur
pada masing-masing ujungnya.
-
Insersi
alat ini seperti insersi diafragma
2.
Women’s
choice female condomme :
-
Bentuknya
seperti kondom pria dengan ujung dalam yang
lebih tebal yang berada pada bagiaan atas vgina, dan suatu cincin luar
yang menutupi labia
-
Kondom
terbuat dari latex dan 30% lebih tebal daripadaa kondom pria agar lebih kuat
-
Insersi
kondom dilakukan dengan suatu aplikator plastic yang dapat dipaki ulang
II.METODE KIMIAWI
A. Spermisid Vaginal
Adalah zat-zat kimia yang kerjanya melumpuhkan spermatozoa didalam
vagina sebelum spermatozoa bergerak kedalam traktus genetalia interna.
Keuntungan spermizid vagina :
1.
Aman
2.
Sebagai
kontrasepsi pengganti untuk wanita dengan kontraindikasi pemakaian pil oral,
IUD dll
3.
Efek
pelumasan pada wanita yang mendekati menoupase disampin efek proteksi terhadap
kemungkinan menjadi hamil
4.
Tidak
memerluka supervise medic
Kerugian spermisid vagina :
1.
Angka
kegagalan relative tinggi (umumnya kegagalan disebabkan oleh pemakaian yang
tidak konsisten )
2.
Harus
digunakan segera sebelum senggama, bahkan ada spermisid vaginal yang perlu
waktu 5-30 menit agar spermisidnya sudah bekerja
3.
Karena
harus diletakkan dalam-dalam atau tinggi divagina, ada wanita yang segan untuk
melakukannya
4.
Harus
diberika berulang kali untuk senggama yang berturut-turut
5.
Dapat
menimbulkan iritasi atau rasa panas/terbakar pada beberapa wanita
Tiap spermisid vagina memiliki 2 komponen :
1.
Zat
pembawa/pengangkut
Ada 7 macam zat pembawa atau pengangkut yaitu :
a.
Jelly
:
-
Dibuat
dari bahan yang larut dalam air, misalnya glatin.
-
Akan
mencair pada suhu badan dan dengan cepat menyebar kedalam vagina
-
Daya
perlindungan dicapai segera setelah pemberian
b.
Cream
:
-
Dibuat
dari lemak yang tidak larut dalam air, misalnya gliserin
-
Setelah
dimasukkan kedalam vagina, cream tetap berada pada tempatnya dan tidak menyebar
lebih jauh
-
Daya
perlindungan dicapai segera setelah pemberian
c.
Foam/busa
:
-
Akan
mengisi vagina dengan gelembung-gelembung busa yang mengandung spermisidnya
d.
Tablet
busa :
-
Dengan
adaanya secret vagina, tablet busa aakan menghasilkan CO2 yang selanjutnya akan
menyebarkan spermisidnya
-
Memerlukan
waktu 10 menit sebelum boleh bersenggama
e.
Suppositorial
yang akan meleleh :
-
Dapat
berbentuk yang larut dalam air atau yang berbahan dasar lilin yang tidak larut
dalam air
-
Akan
melelh paada suhu badan
-
Perlu
menunggu 5-30 menit sebelum boleh bersenggama
f.
Suppositorial
busa :
-
Seperti
tablet busa, dengan adanya secret vagina akan menghasilkan gelembung-gelembung
CO2 yang akan menyebarkan spermisidnya
-
Memerlukan
waktu 10 menit sebelum boleh bersenggama
g.
Soluble
Film :
-
Memakai
polyvinyl alcohol dan gliserin atau bahan-bahan lainnya
-
Berbentuk
plastic menyerupai kertas, berukuran 2x2 inci, mengandung 72 mg nonoxynol-9,
dilipat sekali kemudian dimasukkan kedalam vagina 5 menit sebelum mulai
bersenggama
2.
Zat
spermisid yang aktif :
Ada 3 golongan berdasarkan daya kerjanhya :
a.
Surfactants
:
-
Surface
acting agen (zat-zat kimiawi yang bekerja pada permukaan sel )
-
Menempel
pada spermatozoa lalu menghambat pengambilan oksigen dan fructorlysis
-
Aksi
primernya adalah memecah dinding sel spermatozoa.
-
Yang
sekarang sering dipakai:
ü Nonoxynol-9
ü Octoxynol-9
ü Menfegol(Neo sampoon).
b.
Bakterisidal:
-
Bekerja
dengan mengabungkan diri dengan gugus sulfur dan hydrogen di dalam spermatozoa,
sehingga menganggu metabolism sel spermatozoa.
-
Contohnya:Phenyl
Mercuric Asetat(PMA)
c.
Derajat
keasaman yang tinggi:
-
Contohnya:Asam
Laktat,Asam Borat,Asam sitrun,dll.
Cara
pemakaian spermisid vaginal yang benar:
1.
Letakan
spermisidnya setinggi atau sedalam mungkin di dalam vagina,sehingga akan
menutupi servik
2.
Tunggulah
waktu yang ditentukan sebelum mulai bersenggama, agar supaya spermisidnya telah
tersebar dengan baik di dalam vagina bagian atas dan sekeliling servik.
3.
Gunakan
spermisid tambahan setiap kali mengulangi senggama pada saat yang sama.
4.
Jangan
melakukan pembilasan vagina paling sedikit 6-8 jam setelah senggama selesai.
Kontra
indikasi
I.
Absolut:
1.
Kebutuhan
akan suatu metode dengan efektivitas tinggi karena alasan kesehatan,pribadi
atau social.
2.
Penghentian
seksual foreplay akan menghambat atau menghalangi minat seksual.
3.
Ketidakmampuan
penerimaan estetik pada salah satu patner
4.
Alergi
terhadap isi spermisid.
5.
Alergi
lokal kronis,kontak dermatitis genetalia,eksema genetalia,psoriasis genetalia
dan dermatosis genetalia.
II.
Relatif:
1.
Penghentian
seksual foreplay akan mengganggu senggama.
2.
Fertilitas
tinggi.
3.
Dispareunia.
4.
Vaginismus
III.
Temoporer:
1.
Vaginitis akut atau subakut oleh karena sebab apapun, meskipun sedang dalam
pengobatan.
2.
Penyakit menular aktif atau tersangka.
3.
Kondiloma akuminata, dermatitis simplek, pruritus genetalia, herpes
genetalia
4.
Urethritis, sistitis, disuria, pyuria.
Efek samping dan komplikasi
1.
Belum pernah dilaporkan efek samping yang serius
2.
Yang mungkin terjadi:
a.
Reaksi alergi baik pada wanita maupun pria
b.
Supositorial tidak meleleh atau tidak membentuk busa di dalam vagina
3.
Yang masih menjadi kontroversi adalah kemungkinan terjadinya:
a.
Kelainan kongenital janin(efek teratogenik)
b.
Perubahan ASI
c.
Efek sistemik(Masuknya spermisid kedalam alaran darah)
Tetapi sampai saat ini belum ditemukan bukti-bukti yang
menyokong hal tersebut.
Efek non-kontraseptif :
1.
In-vitro spermisid dapat membunuh mikroorganisme yang bertanggung jawab
atas terjadinya penyakit hubungan seks.
2.
Maka sekarang dianjurkan untuk menggunakan Spermisida Lateks Kondom
3.
Kemungkinan timbulnya PIDpun lebih kecil.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Dalam KB terdapat metode sederhana dengan
mengunakan alat yaitu antara lain:
1. Kondom
merupakan selubung atau sarung karet yang
dapat terbuat dari berbagai bahan di antaranya lateks (karet), plastic (vinil),
atau bahan alami (produksi hewani) yang di pasang pada penis saat berhubungan
seksual.
2. Barier intra vaginal
Menghalangi masuknya spermatozoa kedalam
traktus genetalia interna wanita dan imobilisasi/mematikan spermatozoa oleh
spermasidnya.
3. Spermisid Vaginal
Adalah zat-zat kimia yang kerjanya melumpuhkan spermatozoa didalam
vagina sebelum spermatozoa bergerak kedalam traktus genetalia interna.
2.
Saran
-
Bagi pembaca semoga bermanfaat dan meningkatkan pengetahuan tentang metode
sederhana KB dengan alat.
-
Bagi tenaga kesehatan agar memberikan penyuluhan tentang metode sederhana
KB dengan alat secara baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Hartanto,Hanafi,dr.2002.Keluarga Berencana
dan Kontrasepsi.Jakarta:Pustaka Sinar Harapan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar